Pelantikan dan Pengabdian: Jejak Tasawuf di Bawah Langit Bandung.
Oleh: Moh. Syahlan, S.Pd.I, M.Ag (Guru Akidah Akhlak MAN 5 Bogor)

By Jubaedah Syu\\ 26 Mei 2025, 19:06:46 WIB Humas
Pelantikan dan Pengabdian: Jejak Tasawuf di Bawah Langit Bandung.

Keterangan Gambar : PPPK MAN 5 Bogor Tahun 2025, Semoga Semakin Amanah Dalam Menjalankan Tugas dan Selalu Diberkahi, aamiiin


Di bawah langit Bandung yang teduh, pada 26 Mei 2025, selembar kisah baru ditulis dengan tinta keikhlasan dan air mata perjuangan. Tiga belas insan pendidik dan tenaga kependidikan dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 5 Bogor resmi dilantik sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Di hadapan dunia, ini mungkin sekadar sebuah pelantikan administratif. Namun di mata ruhani, ini adalah maqam baru dalam perjalanan suluk pengabdian.

Pelantikan ini bukan hanya soal perubahan status kerja—ia adalah simbol pengakuan atas laku sabar yang sunyi, atas amal yang terus mengalir tanpa pamrih. Dalam kacamata tasawuf, ini adalah buah dari istiqamah: berdiri teguh dalam niat yang lurus dan amal yang terus menyala meski tidak disorot lampu dunia.

PPPK MAN 5 Bogor Photo Bersama Kepala Kankemenag Kab. Bogor, Bapak H. Ahmad Syukri

Maqam Pengabdian: Dari Dzikir Sunyi ke Amal Nyata

Tasawuf mengajarkan bahwa hidup adalah perjalanan ruhani, sebuah safar batin menuju ridha Ilahi. Di jalan ini, amal menjadi kendaraan, dan niat menjadi bahan bakarnya. Maka ketika negara menetapkan status kepegawaian ini, sejatinya ia sedang mengukuhkan para guru dan staf sebagai pejalan ruhani—murabbi dan khadim yang tak hanya mengajar, tapi juga menanamkan cinta dan cahaya ke dalam hati anak-anak bangsa.

Pelantikan ini bukan akhir, tapi awal dari tanggung jawab yang lebih berat—sebagaimana setiap maqam dalam tasawuf bukan untuk disombongkan, melainkan dirawat dengan kerendahan hati. Status resmi adalah amanah, dan setiap amanah akan ditimbang bukan di meja absen, tetapi di mizan keadilan Ilahi.

Barakah Status, Tajalli Semangat Baru

Dengan kejelasan status, para pendidik kini punya ruang lebih leluasa untuk berkarya. Tapi lebih dari itu, ini adalah barakah: keberkahan psikologis yang menumbuhkan rasa damai, percaya diri, dan gairah untuk memberi lebih. Ini adalah tajalli, penampakan nikmat Allah yang mesti disambut bukan dengan euforia, tapi dengan syukur yang aktif—syukur yang menjelma dalam kerja jujur, etika mulia, dan solidaritas yang hidup.

Tasawuf mengingatkan bahwa apa yang datang dari Allah tak pernah datang sia-sia. Maka pelantikan ini, yang datang setelah perjuangan panjang, adalah anugerah yang dibalut ujian: mampukah kita menjaganya? Mampukah kita tetap rendah hati, tetap melayani, tetap mencintai pekerjaan ini seperti dulu saat kita belum diakui?

Untuk yang Belum Dilantik: Maqammu Tetap Mulia

Kepada sahabat-sahabat yang belum dilantik, yakinlah: jalanmu tetap bercahaya. Dalam tasawuf, maqam tertinggi bukan milik mereka yang diberi dunia, tapi milik mereka yang tetap jernih hatinya meski dunia belum berpihak. Engkau tetap guru sejati, karena engkau memberi bukan karena status, tapi karena cinta. Engkau tetap penabur cahaya, karena engkau hadir bukan demi sorak, tapi demi kebaikan yang kekal.

Belum diangkat bukan berarti tak diangkat oleh Allah. Belum dilantik bukan berarti tak dilihat oleh langit. Bukankah para kekasih Tuhan seringkali tersembunyi dari mata dunia, namun terang di sisi-Nya?

Rumah yang Kita Jaga, Cahaya yang Kita Rawat

Pelantikan ini jangan sampai membelah, tapi harus menyatukan. Jangan jadi sekat, tapi jadikan ia jembatan. Dalam rumah besar bernama madrasah, kita semua satu tubuh. Jika satu terluka, yang lain ikut perih. Maka di sinilah pentingnya adab tasawuf: saling menunduk untuk saling meninggikan, saling melayani untuk saling memuliakan.

Pimpinan madrasah adalah mursyid, penuntun yang bijak. Para senior adalah suluh, yang memberi terang tanpa menuntut pamrih. Dan para yang baru dilantik adalah harapan baru—muda, bertenaga, dan siap menggenggam obor pengabdian.

Madrasah Kita, Jalan Menuju-Nya

Madrasah bukan sekadar institusi. Ia adalah ladang amal, jalan mendekatkan diri kepada Allah. Maka setiap tugas adalah ibadah, setiap absen adalah dzikir dalam bentuk lain, setiap peluh adalah air wudhu ruhani.

Semoga MAN 5 Bogor senantiasa menjadi taman ilmu yang subur, taman akhlak yang sejuk, dan taman ruhani yang menumbuhkan benih-benih insan kamil.

Selamat kepada yang dilantik. Tabik hormat kepada yang masih menanti. Semoga kita semua istiqamah menjaga rumah ini—karena madrasah ini bukan hanya tempat bekerja, tapi tempat kita mendekat kepada-Nya.





Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment